Bulan Ramadhan adalah bulan ampunan, bulan obral pahala dan bulan yang menempa umat islam untuk menjadi orang bertakwa. Namun tidak sedikit umat islam yang melalui bulan ramadhan tanpa berlomba-lomba tuk meraih pahala. Khususnya mahasiswa, seringkali tersibukkan dengan tugas-tugas kuliah. Sehingga ibadah seperti sholat tarawih, membaca al-quran, mengkaji islam dan lainnya sering terabaikan. Oleh karena itu, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia mengadakan Majelis Ta’lim di UNIMED (Universitas Negeri Medan) dengan mengangkat tema: “Raih Taqwa, Songsong Kemenangan di Kampus Hijau”. Acara ini diadakan pada hari jumat, 28 Agustus 2009 di 3 tempat, yaitu ruang 12.09 Fakultas Ekonomi (FE), ruang B. 102 Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) dan Pendopo Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP).
Sebanyak 40 peserta memadati ruang 12.09 FE, tak jauh berbeda dengan FBS dan FIP. Astri Tifanny, S.Pd sebagai pembicara di FE menyampaikan keharusan umat islam untuk mensyukuri hadirnya bulan ramadhan karena Allah menjauhkan umat islam dari neraka dengan puasanya. “ Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW mengatakan bahwa jika seseorang berpuasa 1 hari di bulan Ramadhan, maka Allah SWT akan menjauhkannya dari neraka sejauh 70 tahun perjalanan. Dan neraka masih dirasakan dari jarak 500 tahun perjalanan. Sehingga jika kita berpuasa 30 hari, maka kita akan dijauhkan dari neraka sejauh 2100 tahun perjalanan. Maka bebaslah kita dari neraka ”, ungkapnya.
Selanjutnya beliau menjelaskan kewajiban berpuasa atas perintah Allah SWT di dalam QS. Al-Baqarah: 183. Ayat ini menyeru orang-orang yang beriman untuk menjalankan puasa agar mereka bertakwa. Jadi, tujuan akhir yang harus didapatkan umat islam dari puasanya adalah ketakwaan. Takwa adalah mengerahkan segenap daya dan upaya untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Selama bulan Ramadhan, kita dilatih untuk tunduk pada apa yang diperintahkan Allah dan melawan hawa nafsu. Kita diperintahkan untuk tidak makan dan minum mulai terbit fajar hingga tenggelamnya matahari. Selapar dan sehaus apapun yang kita rasakan, pasti akan kita tahan dan kita lawan keinginan untuk berbuka. Kebiasaan menggosip akan kita tinggalkan karena mengurangi pahala berpuasa. Rasa marah akan kita tahan dan mencoba untuk bersabar. Jika hawa nafsu bisa kita lawan di bulan Ramadhan, seharusnya di luar bulan Ramadhan juga bisa. Inilah yang disebut takwa. Ketika Allah memerintahkan kita memakai kerudung dan jilbab, seharusnya bisa kita jalankan, sejelek apapun kita menurut orang ketika memakainya. Ketika Allah melarang kita untuk mendekati zina dengan aktivitas pacaran, akan kita tinggalkan, sebesar apapun godaan untuk berpacaran. Ketika Allah memerintahkan kita untuk mengkaji islam, akan kita jalankan, sesibuk apapun kuliah kita. Ketika Allah memerintahkan kita untuk memperjuangkan penerapan hukum islam, akan kita jalankan, seberat apapun amanah yang harus kita laksanakan.
Jadi, orang yang meraih kemenangan di bulan Ramadhan adalah orang yang berhasil meraih ketakwaan. Hal ini terlihat setelah bulan Ramadhan, apakah dia tetap mampu melawan hawa nafsunya untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya, atau malah kembali dengan aktivitas maksiatnya. Hanya orang-orang yang tetap tunduk pada Allah dalam setiap waktunya baik di bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan lah yang layak meraih surga Allah. Inilah yang disebut kemenangan. (Sri Mawar/Reportase)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar