Selasa, 15 September 2009

KISAH AYAH, ANAK DAN KELEDAI

Alkisah tentang seorang ayah dan anak yang hendak bepergian ke kampung seberang. Mereka tak bermodalkan apa pun selain keledai mereka yang kurus dan kerempeng.
"Oh keledai,,, malangnya engkau"
Sang ayah berpikir, bagaimana kiranya cara yang terbaik agar mereka dapat segera sampai tujuan. Sedangkan keledai miliknya hanyalah seekor mahluk yang ringkih. Beberapa menit dia berpikir keras, dan akhirnya mengambil keputusan.
"Anakku, naiklah engkau. Aku akan berjalan mengikuti kalian" katanya
Si Anak menyanggah "Tidak ayahanda, bagaimana bisa aku membiarkanmu berjalan ?"
"Tak mengapa, naiklah"

Mereka pun menelusuri jalan dan menyinggahi perkampungan satu per satu. Tiba-tiba, terdengar cibiran salah seorang masyarakat
"DASAR ANAK DURHAKA!! AYAHNYA DIBIARKAN JALAN KAKI, SEDANGKAN DIRINYA ENAK-ENAKKAN DI TUNGGANGAN"
Mendengar cibiran sedemikian rupa, sang anak pun buru-buru turun dari keledai dan bersegera bertukar posisi dengan ayahnya. "Ayo ayah, naiklah". Lantas mereka pun meneruskan perjalanan, giliran sang ayah yang naik di atas keledai.

Tak disangka, tudingan kasar kembali mendera mereka:
"DASARAYAH TAK TAU DIUNTUNG ! BISA-BISANYA DIA MEMBIARKAN ANAKNYA KELELAHAN SEPERTI ITU". Mendengar hal itu, sang ayah tercengang. Ada apa ini ??
Ahhh.... hela nafasnya lelah. "Anakku, sudahlah... ayo naik saja. Kita berdua tunggangi keledai ini sampai ke tujuan. Masyarakat sudah memandang yang bukan-bukan terhadap kita. Ayo, bergegaslah!"

Walhasil, naiklah mereka berdua. Terdengar rengekan dari keledai yang ringkih. Tapi apa mau dikata, ini demi nama baik keduanya, begitulah...

.... Dusun demi dusun telah mereka lalui, tak ada dengungan cibiran.Tapi alangkah terkejutnya mereka ketika ada salah seorang yang meneriaki mereka dari kejauhan
"HEI... APA KALIAN INI TIDAK PUNYA OTAK ?? KELEDAI ITU BISA MATI KELELAHAN JIKA KALIAN MENUNGGANGINYA SECARA BERSAMAAN" katanya.

OH OH OH....
begitu rupanya. Dan akhirnya hanya tinggal satu pilihan bagi mereka kali ini, yakni dengan berjalan kaki saja. Ayah, anak dan keledai semua menelusuri jalan setapak demi satapak. Mungkin inilah keadilan, pikirnya. Biarlah demikian, jika dapat meredam apa yang ada. Maka tak terasa,waktu berlalu dan mereka sampai ke daerah tujuan. Alhamdulillah....

........ Betapa terkejutnya mereka tatkala seorang pandir menertawai dan berkata:
"DASAR ORANG TOLOL, ADA KELEDAI KOK DIBIARIN NGANGGUR. HAHAHAHAH"

Masyaallah.... ada-ada saja !!!
------
------


Pesan Moril:"Jika Kita menjadikan perkataan manusia sebagai tolak ukur, maka kita tak menemukan muara apa pun selain kebingungan dan perkara yang sia-sia"

YA ALLAH,... CUKUPLAH ENGKAU SEBAGAI PENENTU !

Oleh : Alga Biru
(direka ulang dari banyak hal yang tersirat)

Tidak ada komentar:

Revolusi Islam Suci

Revolusi Islam Suci

Wassalamu'alaikum...

SEMOGA BERMANFAAT